Oleh : Helmi Hasan, SE
Butir #003 – Ilmu bersama zikir
Air Sungai Mekong mengalir dari puncak Gunung Himalaya di Tibet. Turun dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Air senantiasa mencari tempat yang rendah. Ulama mengatakan bahwa ilmu memiliki sifat seperti air.
Maka ilmu akan datang kepada orang yang merendah, ilmu akan mengalir kepada orang yang memiliki sifat tawadhu.
Tanda orang berilmu adalah takut kepada Allah. Jika dipanggil pasti datang, karena kenal siapa yang memanggil.
Hari ini banyak orang lebih taat dipanggil polisi daripada dipanggil Allah. Padahal Allah memanggil untuk mencucuri rahmat, mengampuni dosa, melapangkan rizki, dll.
Kenapa tidak datang jika dipanggil Allah? Karena tidak kenal siapa itu Allah, tidak kenal sifat Allah, tidak kenal kuasa Allah, dll.
Sekali bumi berguncanv baru teriak Allah. Sekali gunung meletus baru teriak Allah. Sekali tertimpa musibah baru nangis merengek-rengek menyebut nama Allah.
Tertimpa musibah baru mau zikir kepada Allah. Jika selamat dari musibah lupa lagi kepada Allah.
Ulama mengajarkan bahwa untuk mendapatkan ilmu harus duduk dalam halaqoh taklim dengan adab.
Jika tidak dengan adab maka gak bakal diberi kefahaman, gak ada kekuatan amal apalagi kekuatan utk menyampaikan kepada yang lain.
Ilmu sekedar wacana, alat debat, alat menjatuhkan lawan. Ilmu bukan dijadikan sebagai alat untuk mengenal kelemahan diri di sisi Allah.
Di seluruh dunia tidak ada halaqoh taklim menandingi banyaknya halaqoh taklim di Indonesia.
Jika taklimnya diterima, maka pasti akan diturunkan sakinah, dicucuri rahmat, dijaga para malaikat dan Allah akan banggakan kepada para malaikat di sisi Nya.
Itu sebabnya ilmu harus bersama dengan zikir. Pelajari ilmu masail dan fadhail secara seimbang. Lakukan dengan adab yang betul. (*)