KABARRAFFLESIA.com – Yayasan PUPA Bengkulu mendukung sikap Pedangdut Via Valen yang mengungkapkan pelecehan yang ia terima oleh salah seorang pemain sepakbola di Instagramnya. Hal ini disampaikan Koordinator Program Yayasan PUPA Grasia Renata, saat membahas “Kekerasan di Media Sosial”, di Bengkulu, Rabu (6/6/2018).
Dia pun meminta agar masyakarat terkhususnya para netizen supaya adil dalam berkomentar dan merespon kejadian yang dialami oleh Via Valen dan juga korban-korban yang lain.
“Pesan pribadi yang dikirim pelaku kepada korban, bukan hanya dilihat dari apakah bijak mempublis pesan pribadi ke publik, tapi mari belajar melihat seberapa jauh pesan tersebut menjadi ancaman untuk korban,” ungkapnya.
Jebolan Universitas Bengkulu ini menilai kekerasan di dunia maya merupakan bentuk kekerasan yang juga sama berbahayanya seperti kekerasan yang dialami di dunia nyata. Hanya saja, kita sering kali memandang hal tersebut adalah kejadian yang biasa dan wajar.
“Sehingga kita lupa, bahwa korban adalah korban, dan kita justru mengabaikan hak-haknya,” imbuhnya.
Yang lebih tidak adil, sambung Grasia, kita justru berpihak pada pelaku dan mewajarkan kejadian tersebut dan memberikan komentar sinis kepada sikap korban yang berani untuk bicara.
“Yayasan PUPA sangat mendukung sikap korban yang berani untuk bicara dengan segala resikonya sebagai publik figure,” tambahnya.
Sebab, Grasia menilai kekerasan dalam bentuk apapun tidak patut untuk dibiarkan. “Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus #gerakbersama menjadi rumah yang aman untuk semua korban dengan tidak memberi komentar sinis, bias dan seksis,” tutupnya.
Sekedar tahu, Via Valen mendapakan pesan langsung (direct message) di instagram yang mengajaknya untuk berkencan. Diduga dilakukan oleh Marko Simic, pemain sepak bola asal Kroasia yang saat ini tengah merumput di klub Persija.
Merasa dilecehkan, Via Valen akhirnya menangkap layar pesan tersebut dan menyebarkannya melalui instastory. Sayang, tak semua pihak mendukung upaya pembelaan biduanita tersebut. Beberapa netizen malah menganggap hal tetsrbut wajar. (cho)