KEMATIAN internet sudah dekat. Dilaporkan The News18, yang mengutip Russia Today, pengguna internet akan merasakan kegagalan koneksi. Selama proses ini, akses ke laman web atau transaksi online akan terhambat.

Kematian itu karena server dan infrastruktur jaringan internet akan menjalani pembaruan dan pemeliharaan.

Perusahaan internet, Intenet Corporation of Assigned Names and Numbers (ICANN) akan melakukan peremajaan struktur jaringan internet selama 48 jam ke depan.

Peremajaan itu untuk mengubah kunci kerahasiaan data, atau kriptografi. Upaya itu untuk melindungi alamat internet pengguna atau Domain Name System (DNS).

Selain itu, peremajaan itu untuk meningkatkan serangan dunia maya yang semakin marak.

Dalam pernyataannya, Communications Regulatory Authority (CRA) mengatakan, kematian internet itu untuk meningkatkan keamanan, stabilitas, dan ketangguhan DNS.

“Untuk lebih memperjelas, beberapa operator jaringan atau Penyedia Layanan Internet (ISP) akan mempengaruhi jaringan pengguna. Tetapi, dampak ini dapat dihindari dengan mengaktifkan ekstensi keamanan sistem yang sesuai,” ujar CRA.

Bahaya Akses Cepat Internet Bagi Kesehatan
Akses internet berkecepatan supercepat pasti jadi harapan semua netizen. Tapi di balik kecepatan itu ternyata tersimpan bahaya cukup meresahkan.

Sebuah studi yang dibuat Bocconi University mengatakan akses internet supercepat bisa mengurangi durasi. Bagi para pekerja yang bekerja pagi hari atau alasan keluarga, akses internet ini juga bisa mengurangi tingkat kepuasan tidur.

“Individu dengan akses internet cepat cenderung kurang tidur 25 menit dibandingkan mereka yang tak mendapat internet cepat,” kata seorang peneliti, Franceco Billari dikutip dari laman deccanchronicle.com, Selasa, 7 Agustus 2018.

Menurut Billari, para pengguna internet cepat umumnya tidur kurang dari 7-9 jam per hari, atau dibawah rekomendasi para peneliti. “Tingkat kepuasan tidur mereka juga sangat kurang,” ujarnya.

Kurang Tidur Dapat Berujung Kematian?

Dampak dari internet supercepat ini diteliti dari kebiasaan individu yang mengakses internet di pagi hari dan penggunaan perangkat elektronika di malam hari. Penelitian ini tak meneliti efek penggunaan internet akses cepat sepanjang hari.

“Godaan digital dapat menyebabkan keterlambatan waktu tidur, yang akhirnya menurunkan durasi tidur bagi orang-orang yang tidak mampu mengganti waktu tidur nanti karena harus bangun di pagi hari,” kata Billari.

Tingkat godaan seorang individu mengakses internet ini cenderung bervariasi sesuai dengan usia.

Para remaja dan dewasa muda di rentang usia 13-30, menunjukan hubungan yang signifikan antara kurang tidur dan waktu yang dihabiskan untuk permainan komputer atau menonton TV atau video di malam hari.

Sementara untuk orang dewasa di usia 31-59, kecenderungan terlihat pada penggunaan PC dan ponsel cerdas. (**)

Sumber : DREAM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here