Lebih lanjut, Mendagri mengaku optimistis karena hingga kini tingkat perekaman KTP elektronik sudah mencapai 98,5 persen dan Mahkamah Konstitusi (MK) juga sudah membuat putusan untuk membolehkan Suket (surat keterangan memilih) sebagai syarat untuk memilih pada Pemilu Serentak 2019.
“Saya optimistis partisipasi pemilih bisa di atas 77,5 persen lebih, mudah-mudahan bisa mencapai 80 persen,” ujarnya.
Begitu juga, Mendagri yakin pemilih dari generasi muda tidak bersikap Golput.
“Saya cukup optimis bahwa tingkat Golput dari generasi muda ini akan berkurang ya. Kami tidak bisa memprediksi harus tidak ada, karena Golput itu sebuah pilihan. Tapi, saya kira sebagai warga negara yang punya hak pilih dan hak konstitusionalnya terjamin saya kira dia akan menggunakan hak plihnya, yang dia yakini benar dan yang dia yakini baik,” ujar Tjahjo.
Ditanya soal dua persen warga yang belum melakukan perekaman KTP-el, Mendagri berharap warga masyarakat untuk bersikap pro-aktif. Ia mengungkapkan warga yang belum merekam data kependudukan, paling banyak di perkotaan dan ada yang tinggal di luar negeri.
“Ya proaktif masyarakat. Paling banyak di perkotaan, ada sebagian yang di luar negeri, sebagian ada yang di Papua. Warga di kota- kota besar yang mungkin mereka sulit untuk meluangkan waktu ke Dinas Dukcapil, atau warganya yang sering ke luar negeri, ini tergantung sikap proaktif masyarakat,” kata Mendagri. (rls)