KABARRAFFLESIA.com – Bengkulu berhasil menarik minat investasi industri minyak kelapa sawit. Di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, PT Sudevam Ultratecgreen Indonesia berencana membangun pabrik minyak goreng dengan teknologi tercanggih. Selain target produksi dengan kapasitas 1000 ton perhari, investor asal India itu juga bakal membangun pembangkit listrik sebesar 50 MW berbahan limbah pohon sawit.

Memastikan kesiapan beroperasinya pabrik tersebut, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menilik pembuatan pabrikasi mesin pengolah yang dibuat di Kumar Metal Industries.

“Kita lihat persiapan pembuatan mesin pengolahnya. Sedang dikerjakan, dan menurut mereka sudah mencapai 60 persen,” terang Rohidin saat di Mumbai India bersama direktur PT Sudevam Ultratecgreen Indonesia Lalit Khumar, Senin (22/7/2019).

Pabrik minyak goreng tersebut, lanjut Rohidin, nilai investasinya mencapai 4,5 Triliyun. Dengan teknologi terbaru yang bakal digunakan PT Sudevam, dan mengolah komoditas unggulan Provinsi Bengkulu yakni kelapa sawit, dirinya berharap mampu menjadi daya ungkit peningkatan kesejahteraan bagi petani.

“Investasi ini kita kawal dan kita pantau progresnya. Harapannya lekas berdiri dan beroperasi sesuai target. Selama ini kita hanya mengeluarkan minyak mentah CPO saja. Kalau ini diolah di Bengkulu, saya optimis akan berdampak positif pada sisi ekonomi, ada peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, hingga neraca ekspor,” kata Rohidin.

Untuk diketahui, groundbreaking pabrik minyak goreng dengan merk Subur (Sudevam Bumi Rafflesia) telah dilakukan serentak dengan launching investasi pada November tahun lalu. Kawasan Industri yang akan dibangun mencapai 150 Hektare tepatnya di Desa Talang Beringin Kecamatan Semindang Alas Maras Kabupaten Seluma. Ini diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja hingga 1500 orang.

“Motivasi kami yang utama adalah membuat petani bahagia. Pabrik ini akan bisa beroperasi jika ada petaninya, bahan apapun sebagai komoditas akan tersedia jika petaninya ada. Maka, petani harus bahagia,” ujar Lalit Khumar saat grondbreaking.

Secara bertahap, operasional pabrik target produksinya 200 ton dan tahap selanjutnya 800 ton perhari. Sehingga 1000 ton perhari bisa diproduksi oleh PT Sudevam. Dirinya juga berkomitmen untuk menjadikan bahan dari wilayah sekitar.

“Kami juga berjanji agar harga sawit pada petani bisa terjaga minimal 1000 perkilo. Kalau naik, kita ikut naik kalau turun kita jaga di harga 1000,” demikian tegas Lalit Khumar. (MC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here