Oleh : Yudha Baros

Sebagian besar Masyarakat Provinsi Bengkulu sudah mengenal sosok Walikota Bengkulu terpilih 2 periode, ialah Helmi Hasan. Walikota Bengkulu dengan perawakannya selalu mengamalkan sunah Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari hari maupun dalam memimpin Kota Bengkulu.

Helmi Hasan memiliki karakter kemimpinan yang berbeda dari pigur kepala daerah yang lainnya di provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat jelas dalam kepemimpinannya menjadi walikota Bengkulu.

Pada periode pertama (2013-2018) Helmi Hasan mewajibkan bagi ASN lelaki yang beragama Islam dilingkungan pemerintah kota untuk sholat berjamaah di masjid. Untuk memotivasi program ini, disediakan hadiah dari walikota berupa sebuah mobil. Kebijakan ini menuai pro dan kontra, pada akhirnya dihentikan setelah mendapatkan kritik dan penentangan dari berbagai pihak.

Pemberian bantuan dana bergilir melaui program satu miliar satu kecamatan (samisake). Program yang menjadi andalan ini juga tidak berjalan sesuai rencana, karena tidak mendapatkan alokasi anggaran yang cukup dari DPRD kota .

Pembangunan infrastruktur jalan, melalu program 1000 jalan mulus, pendirian rumah sakit kota (RSHD) , jemput sakit pulang sehat (JSPS) yg kesemuanya berangkat dari prinsip APBD untuk rakyat.

Pada periode ke-2 (2018-2023) melalui visi dan misi pada saat kampanye, mewujudkan kota Bengkulu Bahagia dan Religius. Visi yang disampaikan dan menjadi janji kampanye bersama pasangannya Dedy Wahyudi sebagai wakil walikota.

Dimasa kampanye ini, Helmi Hasan memilih untuk pergi berdakwah (khuruj), tidak berkampanye dan menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai kepemimpinannya pada periode pertama. Langkah kontroversial yang tidak biasa dilakukan oleh Helmi Hasan, kembali membuktikan prinsip dan karakter yang kuat.

Setelah terpilih dan mendapatkan kepercayaan, Helmi Hasan dilantik untuk kedua kalinya mulai membuat program kebijakan “religius” nya. Melalui kegiatan-kegiatan diantaranya, 300 ribu Pemuda hijrah, gema masjid dan program-program pembangunan melalui Bank Perkriditan Rakyat Syariah (BPRS),  Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Rumah Ibadah yang sedang dalam proses pendiriannya.

Selanjutnya, Program HD-Otto, memberikan pinjaman mobil dinas walikota  (BD 1 A) dan wakil walikota (BD 2 A), kepada masyarakat yang ingin menggunakan untuk pernikahan.

Tidak hanya menggunakan mobil dinas, melalui program HoneyMoon, Helmi Hasan menyediakan rumah dinas walikota (balaikota) dapat dimanfaatkan bagi pasangan pengantin untuk berbulan madu.

Pencanangan program memakmurkan masjid, melalui surat edaran walikota mengintruksikan kepada takmir masjid untuk membuka masjid 24 jam dan melakukan amalan-amalan didalamnya.

Dalam penampilan kesehariannya, Helmi Hasan hampir selalu menggunakan pakaian Sunnah (gamis), kopiah berwarna putih, dan berjalan menggunakan tongkat. Kata-kata pujian kepada Allah, ajakan untuk beribadah dan mengamalkan perintah-Nya selalu keluar dalam berbicara maupun berpidato.

Faktor apa kah yang mempengaruhi karakter kepemimpinan Helmi Hasan sebagai walikota Bengkulu.?

Untuk dapat menjawab pertanyaan ini penulis mencoba melakukan pendekatan menggunakan ilmu sosial.

Berbagai teori dikorelasikan dengan karakter Helmi Hasan.Mindset adalah kepercayaan, atau sekumpulan kepercayaan (set of belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku laku sikap seseorang. Dimana ajaran agama yang didalam hal ini adalah Islam menjadi keyakinannya seorang Helmi Hasan.

Kepercayaan yang diyakini secara total sebagai bentuk keimanan ini
tumbuh secara berlahan dari pendidikan/kajian agama, lingkungan keluarga Islami, pergaulan,  dalam komunitas jama’ah (tabligh) dalam jiwanya, dan termanifestasi (amalkan) dalam bentuk sikap dan perilaku. Proses pengkaderan di organisasi (HMI) dan daya kritis aktivis ketika menjadi mahasiswa
sebelumya telah mempengaruhi konstruksi pengetahuan dan struktur berpikir. (Bersambung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here