KABARRAFFLESIA.com – Demi kelancaran komunikasi di bidang kemaritiman Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui balai monitor (Balmon) spektrum frekuensi radio kelas II Bengkulu melakukan sosialisasi manajemen spektrum frekuensi radio dan sertifikasi perangkat telekomunikasi bidang maritim di Raffles City Hotel, Kamis(29/8).

Pada kesempatan ini, Edi Kustoro Kepala balai monitor (Balmon) spektrum frekuensi radio kelas II Bengkulu menyampaikan Balmon sebagai otoritas yang berwenang mengawasi frekuensi di daerah, dan terus mendorong pengguna frekuensi agar memperoleh izin dan tersertifikat.

“Frekuensi kemaritiman di Bengkulu masih sangat kacau, hal ini karena banyak muncul frekuensi yang tidak berizin sehingga menimbulkan masalah dan berakibat fatal bagi keselamatan nelayan,” ujar Edi

Menurut Edi, Balmon akan terus mengupayakan frekuensi radio bagi nelayan tersedia dan berjalan dengan lancar, asal para nelayan melaporkan setiap aktivitas penggunaan frekuensi. Ia menegaskan, segala bentuk perizinan frekuensi di Balmon akan dilayani sesuai prosedur dan gratis tanpa dipungut biaya apapun.

“Balmon akan memonitor setiap wilayah yang ada aktivitas frekuensinya, agar tidak terjadi gangguan frekuensi pada bagian lainnya. Khusus nelayan, pengurusan izin frekuensinya akan dipermudah dan tidak dipungut biaya,” jelasnya

Menurut salah satu nelayan, Joni Hardiansah mengatakan penggunaan radio di laut sangat penting, alat komunikasi berfungsi sebagai penghubung antar nelayan di area laut. menurutnya, rata-rata nelayan Bengkulu pengguna frekuensi radio adalah kapal berukuran 6 gross tonnage (GT) yang memiliki daya jelajah hingga 5000 Mil.

“Radio sangat penting bagi nelayan yang wilayah kerjanya di tengah laut, apalagi jika terjadi insiden. Frekuensi radio mampu menginformasikan dan bantuan dapat segera datang,” terangnya

Namun joni berharap, peran pemerintah agar dapat membantu nelayan yang menggunakan kapal kecil/kurang mampu supaya memperoleh alat komunikasi, sehingga dapat meminimalisir resiko kecelakaan yang terjadi di laut.

“Nelayan kecil masih jarang menggunakan radio, karena harganya yang mahal. Mereka memanfaatkan handphone, yang jangkauannya tidak begitu jauh jika berada di lautan. Semoga pemerintah dapat membantu memberikan alat komunikasi seperti Handytalky(HT) agar kecelakaan di laut terminimalisir,” pungkasnya. (MC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here