KABARRAFFLESIA.com – Lahan milik Pemerintah Kota (Pemkot) seluas 10 hektare di kawasan Air Sebakul, Kelurahan Pekan Sabtu, Kecamatan Selebar, diserobot warga. Kondisi di lapangan, lahan yang diperuntukkan bagi tempat pemakaman umum (TPU) lima agama tersebut, sudah ditanami pohon sawit dan pondok-pondok oleh masyarakat.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, Tim Percepatan Pembangunan Kota Bengkulu (TP2KP) bersama sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait, menggelar rapat guna mendorong penyelesaian masalah agar tidak berlarut-larut. Sebab, persoalan lahan sangat sensitif di tengah masyarakat. Kalau tak cepat diatasi, akan semakin rumit.

Rapat dipimpin langsung Ketua TP2KP, Prof. Yohanes didampingi Wakil Ketua TP2KP Hamdani Maakir dan sejumlah anggota TP2KP, hadir juga Asisten I Bujang HR, Kepala Bapelitbang Firman Romzi, Kepala BPKAD Arif Gunadi, Kadis Sosial, Kabag Pemerintahan, LurahPekan Sabtu. Dalam rapat tersebut terungkap, bahwa lahan milik Pemkot seluas 10 hektare tersebut sudah bersertifikat yang diterbitkan BPN tahun 1997 dengan surat ukur Nomor 1411 tahun 1997.

Peruntukan lahan tersebut untuk tempat pemakaman umum bagi umat lima agama yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha. Topografi tanah yang tidak seluruhnya datar, ditambah kondisi lahan yang luas, membuat tanah tersebut tidak sepenuhnya bisa terpantau.

“Masalah aset ini penting menjadi perhatian kita, karena kalausemakin berlarut, akan semakin rumit teratasi. Jadi semakin cepat semakin baik. Tentu saja penyelesaian penyerobotan tanah ini kitagunakan pendekatan persuasif, dialog dengan masyarakat,” ujar Yohanes.

Asisten I Bujang HR meminta Lurah Pekan Sabtu agar segera mendata siapa saja warga yang telah menanami pohon sawit di atas lahan seluas 10 hektare tersebut. Setelah nama-nama diketahui, akan dilakukan pendekatan dialog atau musyawarah. Karena bisa saja, warga menanam sawit atau membuat pondok, karena ketidaktahuan.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala BPKAD, Arif Gunadi. Menurutnya, persoalan aset milik Pemkot memang perlu ditertibkan secara komprehensif, khususnya aset tanah. Ini penting agar tidak menimbulkan persoalan di belakang hari.

“Kita sudah melakukan upaya-upaya pendataan dan inventarisir aset, dan ini akan terus kita lakukan. Mana yang bermasalah seperti lahan pemakaman yang diserobot wargadi Air Sebakul ini,” ujar Arif Gunadi.

Setelah mendengar saran dan masukan dari para peserta rapat, akhirnya disepakati agar pihak lurah dan camat untuk melakukan pendataan nama-nama para perambah. Setelah itu nanti TP2KP danOPD terkait akan melakukan rapat lanjutan Senin depan. Intinya, persoalan penyerobotan itu akan diselesaikan secara baik-baik.

“Kita gunakan pendekatan dialog dan musyawarah agar tidak menimbulkan konflik,” ujar Yohanes. (MC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here