KABARRAFFLESIA.com – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bengkulu menggelar Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Kearifan Lokal Dalam Pencegahan Konflik, di Hotel kawasan Kota Bengkulu, Selasa (06/08/2019).
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah membuka secara resmi sosialisasi itu yang dihadiri Kepala Badan Kesbangpol Provinsi, Ketua BMA Provinsi, Polda Bengkulu, Korwil Binda Bengkulu serta serta diikuti Kepala Kesbangpol Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu, Lurah dan Ketua Adat se-Kota Bengkulu, tokoh masyarakat dan perwakilan dari berbagi suku yang ada di Provinsi Bengkulu.
Tujuan sosialisasi ini, menurut Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Khairil Anwar untuk menghidupkan kembali pemahaman seluruh elemen masyarakat terutama para pemangku adat hingga kelurahan tentang kearifan lokal yang saat ini mulai memudar.
“Kearifan lokal itu betul-betul dapat menjadi mediasi dalam mencegah konflik dan jika kearifan lokal itu bangkit kembali ditengah-tengah masyarakat maka konflik sosial yang akan terjadi dapat dihindari,” sampai Khairil Anwar.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam arahannya mengatakan, pemahaman tentang kearifan lokal dalam pencegahan konflik ini sangat baik sekali. Karena situasi aman, damai dan harmoni itu menjadi prasyarat dasar agar pembangunan di daerah dapat berjalan dengan baik.
“Sehingga hal itu dapat menjadi modal kita dalam melaksanakan pembangunan di Provinsi Bengkulu berjalan dengan baik,” tutur Gubernur Rohidin yang tampil dengan pakaian batik Besurek.
Gubernur menuturkan, sekecil apapun potensi konflik di daerah kalau diselesaikan dengan pendekatan adat atau pendekatan kearifan lokal akan sangat produktif.
“Jangan sampai persoalan yang kecil menjadi rumit dan kompleks hanya karena mis-komunikasi dan pemahaman yang berbeda,” sampai Gubernur Rohidin.
Gubernur Rohidin berharap posisi Badan Musyawarah Adat (BMA) dapat menjadi mitra pemerintah yang sangat strategis untuk bersama menjaga harmonisasi masyarakat Bengkulu.
Agar kearifan lokal budaya daerah ini mampu mencegah konflik, maka Gubernur meminta apa yang dikerjakan BMA Provinsi itu harus dipastikan program yang dilakukan itu untuk 9 Kabupaten dan 1 kota.
Sehingga diperlukan sinergi antar BMA Provinsi dengan BMA Kabupatendan kota dalam melaksanakan program.
“Jangan salah, nanti menterjemahkan BMA Provinsi seolah-olah BMA kota Bengkulu,” tegas Gubernur Bengkulu.
Untuk itu, Gubernur Rohidin meminta agar Badan Kesbanpol Provinsi betul-betul dapat memberikan pembinaan tekhnis terhadap BMA, sehingga BMA Provinsi dapat menjadi orang tua bagi BMA kabupaten dan kota.
“Harmonisasi adat budaya se- Bengkulu ini dapat memperkuat khasanah budaya Provinsi Bengkulu,” tutupnya. (MC)