KABARRAFFLESIA.com – Pencegahan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk membebaskan anak Indonesia khususnya Bengkulu dari resiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal, selain terhambatnya pertubuhan secara fisik dibandingkan pertumbuhan anak pada umumnya.
Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Menindaklanjuti dan mengantisipasi kondisi ini, Pemda Provinsi Bengkulu melalui Bappeda dan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu melaksanakan Rapat Kerja (Raker) Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota Dalam Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Provinsi Bengkulu, di Ruang Pola Provinsi Bengkulu, Selasa (20/08).
Terlebih diketahui di tahun 2019 ini stunting Provinsi Bengkulu berada pada angka 28 persen, sementara itu penilaian kinerja penurunan stunting difokuskan/ lokasi prioritas di Kabupaten Bengkulu Utara dengan angka stunting cukup tinggi yaitu 24,7 persen dan di Kabupaten Kaur dengan angka stunting 8,6 persen.
Staf Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Eknomi Keuangan dan Pembangunan Soemarno, dilaksanakannya Raker ini sebagai upaya pembinaan dan pengawasan kinerja Kabupaten/Kota dalam meningkatkan keterpaduan intervensi gizi dalam rangka percepatan penurunan angka stunting yang merupakan salah satu prioritas nasional.
“Untuk mencapai keterpaduan/ integrasi, maka diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkatan pemerintah dan masyarakat sebagai upaya pembinaan dan pengawasan kinerja Kabupaten/Kota meningkatkan keterpaduan intervensi gizi,” terang Soemarno saat membacakan sambutan Gubernur Bengkulu.
Sementara itu penilaian kinerja pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi adalah proses penilaian kemajuan kinerja Kabupaten/Kota dalam upaya memperbaiki konvergensi intervensi gizi. Sehingga target Bengkulu Bebas Stunting 2030 bisa tercapai.
Tampak hadir dalam kesempatan ini Bupati Kaur, Wakil Bupati Bengkulu Utara, Sekda Kabupaten Seluma, Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu, Kepala BPKD Provinsi Bengkulu, Kadis Kesehatan Provinsi Bengkulu, Kepala Bappeda dan Kadinkes Kaupaten/Kota Se-Provinsi Bengkulu serta perwakilan instansi teknis lainnya.
Selain itu juga tampak hadir Tim Panelis yang terdiri dari beberapa instansi teknis, seperti dari Dinkes, Dinas PUPR provinsi, Organisasi perempuan, DLHK dan lain sebagainya. Sementara, hasil penilaian kinerja ini nanti akan disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan dan Kemen LHK, yang selanjutnya akan diberikan penghargaan bagi daerah yang sukses turunkan angka stunting. (MC)