KABARRAFFLESIA.com – Walikota Bengkulu Helmi Hasan menghadiri seminar Internasional yang membahas tentang fenomena bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Bengkulu, mendatangkan Kepala BMKG Pusat Prof. Dwikorita Karnawati.
Walikota Bengkulu Helmi Hasan menyambut baik atas diselenggarakannya seminar internasional tentang bencana alam, mengingat sering terjadinya bencana alam yaitu gempa bumi di beberapa wilayah di Indonesia.
“Bencana gempa bumi itu teguran dari Allah. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadi bencana, dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Berdoa minta dijauhkan dari semua bencana serta juga dengan cara memakmurkan rumah ibadah,” ungkap Walikota Bengkulu Helmi Hasan saat memberikan kata sambutan di Balai Kota, Jumat (6/9/2019) malam.
Ia menambahkan, saat terjadi gempa bumi dan tsunami di Banten dan beberapa wilayah Indonesia, Pemkot Bengkulu menggelar doa 10 Juta Umat untuk negeri.
“Pada saat terjadi gempa dan tsunami di banten sampai lampung saya mengajak seluruh masyarakat Kota Bengkulu untuk berdoa pada keyakinan masing-masing dan pergi ke rumah ibadah, seperti agama islam pergi ke masjid, agama nasrani pergi ke gereja, agama budha dan hindu pun juga pergi ke rumah ibadahnya. Sebanyak 10 juta orang yang pergi beribadah agar Kota Bengkulu tidak terkena bencana alam yang terjadi di banten sampai lampung.” Ujar Walikota Helmi Hasan.
Sementara itu, Kepala BMKG Pusat Prof. Dwikorita Karnawati menjelaskan tentang perkembangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang ada di Indonesia ini belum bisa secepat perkembangan yang ada di negara Jepang. Dimana, Jepang saat ini sudah sangat cepat sekali memberikan peringatan dini kepada masyarakatnya apabila ada potensi tsunami.
“BMKG Indonesia juga perlu banyak belajar tentang perkembangan-perkembangan yang ada di japan ini, sehingga membuat kita lebih mudah untuk mendeteksi bencana alam yang ada di indonesia. Seperti pengecekan instrumen – instrumen, pengecekan sistem BMKG. Terkadang juga kalo tidak ada lempengan pun bisa terjadi tsunami. Seperti di Selat Sunda, jika terjadi pergeseran lempeng setelah 3 hari baru bisa diberikan peringatan dini karena membutuhkan waktu untuk meriset itu semua,” teranh Kepala BMKG Pusat Prof. Dwikorita Karnawati.
Sementara itu, Dekan MIPA Dr Zulbahrum Chaniago mengatakan seminar Internasional ini diadakan untuk mempelajari tentang fenomena bencana gempa yang sering terjadi di Indonesia.
“Ini cara kita untuk mempelajari tentang gempa, bagaimana cara menyelamatkan terjauh dari gempa. Pada seminar ini kita undang ahli gempa dari negara negara tetangga. Para ahli ini nanti presentasikan hasil riset dan memaparkan sebanyak 60 makalah hasil riset tentang gempa. Nantinya, hasil riset para ahli gempa ini akan kita kompilasikan yang akan kita berikan nantinya ke Pemerintah Kota Bengkulu,” ucapnya.
Ia menambahkan sangat mendukung cara Walikota Bengkulu Helmi Hasan untuk terhindar dari musibah bencana gempa bumi.
“Gempa itu kan teguran dari Allah. Dimana, Allah memberikan peringatan melalui fenomena alam. Gempa terjadi karena alam sedang tidak stabil. Oleh karena itu, kita harus percayai bahwa gempa bumi itu perintah dari Allah dan kita wajib untuk percaya bahwa gempa itu simbol simbol yang diberikan Allah kepada kita,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan mendukung doa 10 juta umat dan memakmurkan rumah ibadah untuk terhindar dari bencana yang digagas Walikota Helmi Hasan.
“Allah mengatakan jika kita berdoa meminta kepadanya maka akan dikabulkan doanya. Mungkin dengan diadakannya doa 10 juta umat, Allah akan mengabulkannya. Ilmu sains itu kan ada mekanisme dan ada norma norma untuk mengambil kesimpulan. Sains itu sifatnya nyata, tapi Allah yang lebih tahu,” tutupnya.
Untuk diketahui, pada seminar internasional dihadiri ahli Sains dari negara tetangga Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Japan, dan china serta dihadiri oleh dosen-dosen dari berbagai Universitas yang ada di indonesia seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Bengkulu (UNIB). (MC)