KABARRAFFLESIA.com – Relawan Rafflesia Membaca (RaMe) tak lagi mengajar siswa SDN 62 Kota Bengkulu. Keputusan ini diambil pasca dibukanya segel sekolah yang berada di Sawah Lebar tersebut oleh pihak Ahli Waris.
Disampaikan oleh Koordinator RaMe, Arma Yunita, pihaknya memang sempat mengambil sikap untuk mengajar para siswa SDN 62 saat sebagian siswa tersebut belajar di lapangan dengan lesehan.
“Alasan kami mengajar karena tergerak oleh hati nurani dengan kondisi anak-anak. Sehingga kami ingin membantu semampu kami,” jelas Arma, Selasa (10/9).
Dia menambahkan, dengan dibukanya segel sekolah, artinya sebagian siswa yang sempat belajar lesehan bisa kembali ke kelas.
“Karena segel SDN 62 telah dibuka, maka tugas kami untuk mengajar sementara sebagai relawan RaMe telah selesai,” ungkapnya.
Dengan demikian, ia melanjutkan, apapun yang mengataskan Rafflesia Membaca di sekolah tersebut bukan lagi Rafflesia Membaca.
“Karena semua relawan sudah kembali pada aktifitas literasi,” kata dia.
Sekedar informasi, Komnas PA sempat melakukan kunjungan ke Kota Bengkulu untuk melihat langsung kondisi siswa SDN 62. Komnas pun meminta agar para siswa tak lagi belajar di tenda yang ada di lapangan.
Sehari pasca kunjungan tersebut, pihak ahli waris akhirnya membuka segel dan siswa yang belajar di lapangan itu akhirnya kembali ke SDN 62. Namun, para guru SDN 62 tak ada yang mengajar di sana.
Hal ini dikarenakan, Pemkot Bengkulu bersama dengan Komnas PA telah mengeluarkan moratorium agar para siswa belajar di SDN 51. Dengan catatan, Pemkot menyediakan bus sekolah, toilet yang bersih, memastikan tidak ada bullying, dan lain sebagainya. (cho)