KABARRAFFLESIA.com – Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Pasar Panorama Bengkulu diduga lebih kecil dari pungutan liar (pungli). Hal ini terungkap dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kota Bengkulu dengan UPTD Pasar, BLH, dan Disperindag Kota Bengkulu, Rabu (20/11/2019).
Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu Baidari Citra Dewi menyayangkan kecilnya PAD yang didapat dari pengelolaan Pasar Panorama. Dimana, per tahunnya hanya Rp1,3 miliar.
“Kami menyesali di Pasar Panorama itu lebih banyaklah pungutan liar dari PAD kita,” jelasnya.
Ia mencontohkan pendapatan dari listrik yang digunakan oleh pedagang. Dimana, pedagang membayar listrik tersebut kepada oknum dan pihak Disperindag tidak tahu retribusi listrik masuknya kemana.
“Ini kan kayaknya didiamin, masa gak tahu kemana?” imbuhnya.
Tak hanya listrik, kata politisi NasDem ini, masih banyak lagi pungutan ilegal yang dibebankan ke pedagang. Misalnya uang keamanan, pungutan lapak dan lainnya.
“Per lapak itu ada yang dipungut sampai Rp90 ribu oleh oknum. Kalikan berapa lapak itu, masa tidak masuk PAD-nya,” ungkapnya.
Menurutnya, solusi dari permasalahan ini adalah Pemkot Bengkulu membuat perwal atau perda untuk menata PAD pasar tersebut. Melalui peraturan itu, ia juga minta agar retribusi lapak yang masuk ke PAD dinaikkan.
“Masa yang masuk ke PAD hanya Rp20 ribu per auning per bulan. Dan disana ada 1500 auning,” tambhnya.
Selain itu, ia minta agar Dishub menata kembali titik parkir yang ada di sana.
“PAD kita di Pasar Panorama ini sebenarnya banyak. Yang tadi cuma Rp1 miliar harusnya bisa Rp3 miliar,” tutupnya.
Sebelumnya, Kepala UPTD Pasar Kota Bengkulu Roni Bambang, mengakui ada beberapa pungutan liar kepada pedagang yang ada di Pasar Panorama. Misalnya, pungutan listrik, auning, kebersihan, keamanan, dan lainnya.
“Untuk uang keamanan itu misalnya hasil pemufakatan para pedagang, dan uangnya tidak masuk ke PAD kita,” ungkap Roni.
Saat ini, PAD yang diterima dari pedagang hanya retribusi Rp2000 per hari, sewa kios dan MCK. “Selebihnya tidak masuk ke PAD,” kata dia. (cho)
[…] Pungli Diduga Lebih Besar Dari PAD […]