KABARRAFFLESIA.com – Walikota Bengkulu Helmi Hasan menanggapi laporan Kuasa Direktur PT Karya Duta Mandiri Sejahtera, Amiruddin Murtuza ke Jampidsus Kejagung. Dia menegaskan bila dirinya tak pernah meminta uang proyek pembangunan Alun-Alun Kota Bengkulu atau Berendo Hidayah.

“Kalau ada yang menjual-jual nama saya, itu tidak benar. Tidak pernah saya meminta uang kepada yang mengerjakan alun-alun. Titip pesan untuk meminta uang juga tidak,” jelas Helmi, Jumat (13/12).

Karena itu, Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu tersebut juga mendukung laporan Amiruddin tersebut.

“Kalau itu benar kita dukung kalau itu dilakukan karena itu tidak dibolehkan,” jelasnya.

Ia pun berjanji, saat kembali ke Bengkulu nanti akan memanggil pihak-pihak terkait yang diduga ‘menjual’ namanya.

“Nanti ditanya, siapa yang menyebut nama walikota itu nanti ditanya. Sekembali saya ke Bengkulu nanti saya panggil,” kata Helmi, yang saat ini sedang berada di Jakarta.

“Agar kemudian, setiap orang mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakannya,” imbuhnya.

Sekedar informasi, Amirudin melaporkan ke Jampidsus Kejagung. Ia mengaku diperas saat mengerjakan proyek yang berada di kompleks Masjid At Taqwa Kota Bengkulu tersebut.

“Dalam hal ini, saya selaku kontraktor pelaksana untuk pekerjaan pembangunan alun-alun Masjid At-Taqwa Kota Bengkulu tahun 2019, merasa diperas dan dirugikan miliar rupiah oleh oknum konsultan pengawas bernama Hendri, mantan Kadis PU dan PPK proyek alun-alun bernama Sabirin,” kata Amirudin dalam surat yang dilayangkan ke Jampidsus Kejagung.

Dalam surat tersebut, Amiruddin menyebut dia dimintai uang dengan rincian sebagai berikut:

  • Pertama, Pak Hendri meminta uang kepada saya sebesar Rp 500.000.000, katanya untuk Pak Wali Kota, yang diketahui oleh Kadis PU
  • Kedua, Pak Hendri meminta lagi uang kepada saya sebesar Rp 500.000.000, katanya untuk Pak Wali Kota lagi, yang diketahui Kadis PU
  • Ketiga, Rp 100.000.000 sebanyak 4 kali oleh Pak Hendri, dengan total Rp 400.000.000
  • Keempat kemudian Pak Hendri minta lagi sebesar Rp 50.000.000
  • Kelima diruangan pak kadis, Pak Sabirin dan Pak Kadis terima uang Rp 100.000.000
  • Keenam Pak Hendri meminta uang Rp 250.000.000, katanya untuk Pak Wali Kota
  • Ketujuh Pak Sabirin minta uang Rp 100.000.000 di rumah makan sederhana Kota Bengkulu
  • Kedelapan Pak Sabirin Rp 20.000.000 di rumah makan sederhana Kota Bengkulu
  • Lain-lain Rp 85.000.000 (Pak Sobirin dan Pak Sopian)
  • Jumlah keseluruhan Rp 2.005.000.000 (dua miliar lima juta rupiah)

“Yang jadi permasalahan saya sekarang ini, saya mengajukan termin 50 persen sejak 40 hari lalu sampai sekarang tidak dibuatkan berita acara dengan alasan Pak Hendri dan Pak Sabirin belum dapat uang dari saya, padahal mereka berdua sudah banyak meminta dan menerima uang dari saya,” tulis Amirudin.

“Untuk fisik di lapangan sejak 40 hari yang lalu sudah mencapai 55 persen sebelum dilakukan CCO dan sampai sekarang belum melaksanakan rapat CCO. Akibat tidak dibayarnya termin 50 persen tersebut, saya tidak ada lagi uang untuk melanjutkan pekerjaan alun-alun. Apabila termin dibayar 40 hari yang lalu, saya yakin pekerjaan alun-alun akan selesai tepat waktu, karena semua konstruksi sudah selesai dikerjakan,” tulisnya lagi dalam suratnya yang tertanggal 12 Desember 2019.

Untuk diketahui, saat ini proyek Berendo Hidayah diputus kontrak karena tidak rampung dikerjakn oleh PT Duta Karyamandiri Sejahtera. (cho)

3 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here