KABARRAFFLESIA.com – Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Prof Dr Ir Asep Saefudin, M.Sc benar-benar terkesan dengan sosok Walikota Bengkulu, Helmi Hasan. Bagaimana tidak, seorang kepala daerah yang sibuk dengan urusan pemerintahan, namun sempat memikirkan nasib ummat, khususny dalam usaha memakmurkan mesjid.

Salah satunya ide Helmi Hasan mendirikan perguruan tinggi atau Fakultas Manajemen Rumah Ibadah. Pihak praktisi kampus atau ulama sendiri tidak terpikirkan soal ini. “Kami benar-benar kagum. Kami ada Prodi Pendidikan Agama Islam, tapi Al Azhar belum terpikirkan membuka Fakultas Manajemen Mesjid dan Rumah Ibadah,” ujar Rektor UAI.

Oleh karena itu, UAI sedang mengkaji untuk pemberian gelar doctor honoris causa untuk Walikota Bengkulu H Helmi Hasan. Atas pemikiran dan idenya yang memikirkan bagaimana memakmurkan mesjid khususnya dan rumah ibadah, maka layak diberi gelar kehormatan. “Kami akan akan dan bahas lebih lanjut,” ujar Rektor usai seminar internasional Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Mesjid, Selasa (17/12).

Dalam seminar Internasional ini, Walikota Bengkulu sebagai pembicara utama. Kemudian dari Kementerian Agama, Atase Agama Kedubes Malaysia dan Ketua Umum Yayasan Al Azhar. Helmi Hasan menyampaikan idenya tentang kerisauannya di Indonesia ada 1 juta mesjid tapi tidak dikelola layaknya sebuah manajemen yang profesional.

“Ada manajemen perhotelan untuk mengurus hotel. Ada manajemen rumah sakit, ada manajemen industri, ada manajemen produksi. Lalu kenapa tidak ada sekolah manajemen mesjid. Kalau lah mesjid dikelola dengan ilmu yang diajarkan dalam al quran dan hadist, maka mesjid akan makmur,” ujar Helmi.

Walikota juga bercerita bagaimana usaha dakwahnya dalam memakmurkan mesjid. Salah satunya dia mengajak agar pengurus mesjid berkhidmat. Takmir mesjid harus ramah, jangan bermuka masam. Orang ke mesjid jadi senang. Di mesjid harus tersedia makan minum. Mesjid harus hidup amalan-amalan mesjid. Orang ke mesjid, masalahnya selesai.

“Hari ini, orang ke mesjid malas. Karena banyak nyamuk, toiletnya bau, Pengurusnya suka marah. Sementara di mall bersih, dingin, orangnya ramah. Nah, kita harus ubah mesjid jadi tempat menyenangkan. Bersih, takmirnya ramah, wc nya bersih, ada minum teh kopi gratis, ada taklim. Intinya harus dikelola secara profesional. Saya haqul yakin… Mesjid akan rame. Seperti halnya amal mesjid Nabawi, dakwah illallah, taklim wa taklum, dzikir ibadah, khidmat,” ujar umara yang dekat dengan ulama ini. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here