KABARRAFFLESIA.com – Antisipasi wabah virus corona (covid-19) masuk ke Kota Bengkulu, salah satu dari 7 instruksi Walikota Bengkulu Helmi Hasan adalah mengganti sementara kebiasaan berjabat tangan dengan salam hidayah. Seperti apa salam hidayah itu dan apa tujuannya?
Senin (16/3/20), Helmi mempraktekkan langsung salam hidayah saat menggelar rapat lanjutan terkait corona dengan seluruh kepala OPD yang dihadiri oleh wawali, sekda, para asisten dan staf ahli.
“Untuk sementara kita hindari dulu salam berjabatan tangan, apalagi cipika cipiki. Salam hidayah itu cukup saja mengangkat tangan lima jari kita. Bagi yang Muslim sambil ucap Assalamualikum, yang non Muslim bisa sambil ucapkan selamat siang atau selamat malam. Ini namanya salam hidayah,” jelas Helmi.
Dikatakan Helmi, menghindari sementara berjabat tangan sebagai antisipasi agar seluruh masyarakat di Kota Bengkulu terhindar dari sebaran wabah virus corona yang saat ini sudah menjadi momok menakutkan bagi seluruh masyarakat di seluruh dunia.
Pada kesempatan itu, di Balai Kota Helmi juga langsung mempraktekkan bagaimana caranya menyapa orang saat bertemu dan mengucapkan salam tanpa harus berjabatan tangan.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Banyak orang yang masih mengabaikan. Kalau virus ini tidak berbahaya tentu WHO tidak sampai mengintervensi beberapa negara terkait corona ini. Sekarang memang tidak ada masyarakat Kota Bengkulu yang terkena tapi kita tidak boleh abaikan atau cuek. Tetangga kita, Provinsi Jambi masyatakatnya sudah ada yang kena. Kita harus antisipasi, waspada dan respon yang cepat,” ujar Helmi.
Kemudian rapat dilanjutkan oleh Sekda Marjon bersama beberapa kepala OPD sedangkan Helmi dan Dedy Wahyudi (wakil walikota) langsung meninjau SMPN 2 dan SDN 19 terkait tindaklanjut dari surat edaran (SE) dirinya yang sudah disebar bahwa seluruh pelajar diliburkan sementara selama 14 hari.
Di SMPN 2 dan SDN 19 memang sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar. Hanya kepala sekolah dan dewan guru. Ia minta kepada guru-guru untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan memantau anak-anak atau siswa siswinya di rumah.
“Anak-anak diliburkan di kelas tapi tetap belajar di rumah. Jangan malah melakukan acara keluarga dengan jalan-jalan ke luar. Itu tisak boleh. Diliburkan bukan liburan. Belajarnya jangan berhenti. Tolong awasi dan pantau-pantau juga anak-anak, kasih tahu orangtua murid. Kalau ada anak yang demam segera laporkan sehingga tim medis juga akan turun ke rumah-rumah,” pesan Helmi.