KABARRAFFLESIA.com – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek BRIN) sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tengah berusaha mempercepat pengujian spesimen pasien terduga COVID-19 di Indonesia.
Dalam hal ini Kemristek-BRIN melalui Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sebagai anggotanya sudah bekerja 24 jam mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Litbangkes) mempercepat pengujian pasien yang diduga mengidap COVID-19 dengan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
“LBM Eijkman sudah bekerja boleh dibilang 24 jam dalam sehari kira-kira bisa menguji 180-270 spesimen dengan pengujian PCR. Tentunya ke depan, dengan kebutuhan pengujian yang lebih besar lagi untuk mencakup lebih banyak penduduk Indonesia,” ungkap Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Senin (6/4).
Dalam pengujian spesimen tersebut, Kemenristek BRIN mengakui masih ada satu hambatan sehingga belum maksimal kecepatannya di dalam menguji seluruh penduduk Indonesia yaitu kekurangan Sumber Daya Manusia yang paham mengenai Pengujian Spesimen, terutama pengujian dalam Laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2), maupun BSL-3.
“Itu sangat terbatas di Indonesia,” ujar Menristek.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu anggota dari BRIN, sudah mempunyai Laboratorium BSL-3, namun LIPI menyampaikan kepada Kemkes untuk menambah kapasitas tenaga pemeriksaan PCR.
Karena itu, LIPI terpanggil melakukan pelatihan terhadap relawan yang bersedia menjadi tenaga ahli di laboratorium minimum level BSL-2.
“Pelatihan dilakukan di laboratorium BSL-3 LIPI yang ada di Cibinong Bogor,” kata Bambang.
Kegiatan pelatihan yang diberi judul “Indonesia Memanggil” itu cukup banyak mendapat antusiasme masyarakat. Tercatat bahwa jumlah pendaftar menyentuh angka 800 orang ketika pendaftaran dibuka.
Sehingga dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan jumlah SDM terampil dalam pengujian spesimen meningkat sehingga semakin mempercepat tes PCR yang dilakukan di Indonesia.
“Mudah-mudahan ini akan sangat membantu kita untuk bisa lebih bagus menangani COVID-19. LBM Eijkman satu hari sudah bisa sampai 180-270 spesimen, nantinya kalau SDM lebih banyak, kapasitas (pengujian bisa ditingkatkan),” tutup Menristek BRIN.