KABARRAFFLESIA.com – Melonjaknya jumlah pasien Covid-19 di Provinsi Bengkulu membuat cemas sebagian pihak. Bagaimana tidak, diantara pasien Covid-19 ini adalah pejabat dan tenaga medis.
Sayangnya, data pasien tidak dibuka secara gamblang dan jelas. Ini tentu berakibat pada simpang siurnya informasi.
Dilansir dari BengkuluToday, Gubernur Rohidin Mersyah mengatakan, data pejabat publik dan tenaga medis yang terkonfirmasi covid-19 tidak perlu dibuka. Sebab, para pejabat dan tenaga medis ini sudah mengisolasi diri sejak sebelum dinyatakan positif.
“Kita sudah sertakan inisial, alamat dan riwayat perjalanan serta gejalannya. Untuk tenaga medis, mereka sudah bertugas lama sejak sebelum terpapar covid-19 dan tidak pernah pulang ke rumah mereka. Mereka sudah diisolasi di Bapelkes. Adapun lokasi para positif Covid-19, kalau kita tunjuk yang berada disana adalah keluarganya, bukan pasiennya,” demikian disampaikan Rohidin.
Rohidin menambahkan, beberapa pejabat di lembaga kepolisian yang saat ini juga dikabarkan positif Covid-19 juga sudah diisolasi secara mandiri di SPN Bukit Kaba.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Herwan Antoni menegaskan tidak akan membuka data pasien Covid-19. Ini sesuai protokol yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Kami hanya boleh menyebutkan riwayat perjalanan, gejala, dan lokasi sebatas kecamatan. Selebihnya tidak boleh,” ucapnya.