KABARRAFFLESIA.com – Persoalan para petani sawit di Kecamatan Lubuk Pinang Mukomuko dan sekitarnya yang sempat melakukan aksi boikot mogok menyalurkan hasil panen mereka ke salahsatu pabrik yang ada di Kecamatan Lubuk Pinang Mukomuko, lantaran pihak pabrik mengambil potongan hitungan persentase dari kandungan air sawit cukup tinggi 9-10 persen, mendapat perhatian khusus dari sosok Putra Daerah asli Mukomuko, Ir. H. Izda Putra, MM.
Disampaikan Izda, bahwa kesejahteraan akan para petani sawit Mukomuko kedepan harus ditingkatkan lagi. Sebab selama ini roda perekonomian di Kabupaten Mukomuko berkembang maju karena adanya keterlibatan para petani terkhusus para petani sawit.
“Ini menjadi pelajaran kita bersama, agar kedepan tidak ada lagi pihak pabrik sawit yang hanya memikirkan keuntungan yang tinggi saja. Tapi harus lebih mengutamakan akan nasib petani untuk sejahtera. Intinya sama-sama punya solusi saling menguntungkan satu sama lain, sehingga persoalan aksi mogok tidak terulang kembali,” terang Mantan Kepala Kanwil BPN Provinsi Bengkulu ini ketika bertemu langsung dengan perwakilan para petani sawit Lubuk Pinang Mukomuko.
Menurut Izda, kedepan pemerintah daerah harus lakukan teroboson akan nasib para petani sawit. Terutama ia herharap pemda bisa membantu dan mencarikan jalan keluar permasalahan yang sering dihadapi petani sawit selama ini.
“Kedepan diharapkan pemerintah daerah dapat lebih membantu secara maksimal lagi dalam kelangsungan hidup petani. Apalagi produksi sawit di Mukomuko ini sudah dikenal menjadi primadona sejak lama. Hal inilah yang harus kita perhatikan bersama. Apalagi butuh terobosan baru dalam memajukan para petani sawit,” jelas mantan Inspektur Wilayah III Kementerian ATR/BPN RI ini.
Salahsatu perwakilan dari Tani Sawit Lubuk Pinang Lunang Silaut (BKLS), Zikri menuturkan, dengan aksi mogoknya para petani sawit Lubuk Pinang yang melakukan aksi protes terhadap pabrik beberapa waktu lalu itu, memang membuat pihak pabrik sempat mengalami nyaris kolaps lantaran tidak ada aktivitas produksi sawit. Namun hingga akhirnya ada win-win solution secara bersama antara para petani sawit dan pihak pabrik.
“Para petani sawit kita ini jumlahnya ada sekitar 100 lebih. Sebelumnya kita memang sempat boikot mogok (menyalurkan) hasil panen ke pabrik. Namun dengan adanya famili Solusi semuanya udah clear. Yang mana ada kesepakatan antara petani dan pihak pabrik bahwa pengambilan hitungan persentase dari kandungan air sawit 7 persen saja, dari sebelumnya cukup tinggi 9 sampai 10 persen. Ya kedepan harapan kami nasib petani ini lebih dipikirkan lagi kesejahteraannya,” ujar Zikri.
Zikri juga menambahkan, kedepan aksi boikot mogok para petani sawit di Lubuk Pinang dalam penyaluran hasil panen ke salahsatu pabrik tidak terulang kembali.
“Kita hanya protes soal persentase soal kandungan sawit itu, bukan masalah soal harga sawit dari pabrik. Karena bagi kami hitungan persentase kandungan cukup tinggi yang diambil oleh pihak pabrik memberatkan kami sebagai petani sawit. Makanya dengan kita bertemu pak Izda ini ada pencerahan yang disampaikan beliau, yang memikirkan bagaimana kedepan mensejahterakan para petani sawit,” beber Zikri yang didampingi rekannya Junaidi.
Sementara dalam pertemuan baru-baru ini dari perwakilan petani sawit dari Kecamatan Lubuk Pinang Mukomuko yakni Zikri, Junaidi, Edi, Abdullah dan rekan lainnya bertemu langsung dengan sosok Izda Putra, melakukan diskusi langsung yang menarik dalam membahas kedepan bagaimana dalam mensejahterakan nasib petani di Provinsi Bengkulu terkhusus untuk Kabupaten Mukomuko dan sekitarnya. (**)