KABARRAFFLESIA.com – Pada pekan pertama Agustus, Mendagri Muhammad Tito Karnavian mendatangi Bengkulu. Kedatangan bekas Kapolri itu untuk memastikan kesiapan daerah ini menyelenggarakan Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.
Menurut jenderal bintang empat itu, penyelenggaraan pesta demokrasi 5 tahunan itu harus aman dari Covid-19. Ia pun memantau penanganan Covid-19 di Bengkulu. Dan Pilkada harus jadi ajang adu gagasan kepala daerah dalam menangani corona.
“Kalau enggak punya gagasan (soal Covid-19), jangan dipilih,” kata Tito.
Upaya setiap kepala daerah di Bengkulu dalam menangani Covid-19 pun akhirnya menjelma menjadi panggung terbuka dimana rakyat dapat menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana watak dan karakter calon-calon pemimpin mereka di masa yang akan datang.
Kebijakan-kebijakan yang paling mencolok diantara seluruh kepala daerah di Bengkulu adalah Walikota H Helmi Hasan dan Gubernur H Rohidin Mersyah. Gagasan kedua kepala daerah ini layak dibandingkan lantaran merekalah kandidat kuat orang nomor satu di Bengkulu mendatang.
Kebijakan Helmi Hasan yang paling populer adalah Beras dan Mie (RasMie) untuk seluruh warga yang berada di Kota Bengkulu. Semua warga yang ada di Bengkulu diberikan 2 kardus mie instan dan 20 Kg beras. Sumber anggarannya dari APBD Kota Bengkulu.
Terhadap tenaga medis garis depan penanganan Covid-19, Helmi memutuskan pemberian insentif yang besar, mengusulkan mereka yang berstatus honorer diangkat sebagai PNS dan mereka yang terpapar Covid-19 dikarantina di hotel mewah.
Tak hanya itu, Helmi dan jajarannya menyumbangkan seluruh gajinya untuk penanganan Covid-19. Dia juga meminta agar sekolah-sekolah menggratiskan dan meringankan biaya anak masuk sekolah, dia menggratiskan air PDAM untuk warga kurang mampu, melakukan relaksasi atas angsuran Samisake dan menyurati agar lembaga-lembaga keuangan melakukan hal yang sama terhadap warga yang memiliki utang/kredit.
Di seluruh Indonesia, Helmi merupakan salah satu kepala daerah yang mengalokasikan anggaran terbesar untuk penanganan Covid-19.
Di tangan Helmi, Bengkulu menjadi Kota Paling Inovatif dalam Tatanan Normal Baru dan berhak mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp3 miliar.
Helmi menjadi satu-satunya kepala daerah yang menganjurkan jaga wudu 24 jam untuk seluruh warganya agar terhindar dari Corona dan mendapatkan surga.
Sementara itu, pembagian beras juga dilakukan oleh Rohidin Mersyah, bersumber dari APBN melalui Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disimpan oleh Bulog untuk setiap provinsi di Indonesia.
Meski disoroti Mendagri karena keberadaan Bengkulu sebagai zona merah, anggaran yang dialokasikan Rohidin untuk penanganan dampak ekonomi, kesehatan dan anggaran penyediaan jaringan pengaman sosial akibat dari Covid-19 masuk dalam ketegori paling rendah se-Indonesia.
Namun demikian, Ketua Golkar Bengkulu itu tetap gencar membagi-bagikan masker, memborong hasil-hasil komoditas pertanian, dan mengeluarkan kebijakan penghapusan denda pajak bermotor. Tak lupa, ia juga melakukan buka bersama di tengah masyarakat ramai-ramai dilarang berkumpul.
Melalui dinas-dinasnya, Rohidin juga melakukan penggalangan donasi. Meski belum diketahui secara pasti dana yang terkumpul dan kemana dana yang terkumpul tersebut disalurkan.
Itulah sedikit potret kebijakan dua calon yang tampaknya akan lolos sebagai kandidat Gubernur Bengkulu lima tahun ke depan.
Mari doakan agar keduanya Allah subhanahu wa ta’ala beri kekuatan untuk terus melanjutkan karya-karya nyata untuk Bengkulu tercinta. (*)