KABARRAFFLESIA.com – Surat bebas Covid-19 menjadi salah satu syarat yang harus dilampirkan para calon kepala daerah saat mendaftar di KPU mendatang. Ini pula nampaknya yang melatarbelakangi munculnya isu bila Helmi – Muslihan DS positif terpapar Covid-19.
Bahkan, sebelum diumumkan secara resmi, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sudah mengabarkan bila Helmi Hasan positif Covid-19. Pada Senin (31/8), Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu pun akhirnya mengeluarkan rilis resmi yang menyatakan Helmi – Muslihan DS positif terpapar Covid-19.
Anehnya, hasil tes SWAB Helmi Hasan dan Muslihan DS di Mayapada Hotel, Jakarta menunjukkan bila kedua tokoh politik itu negatif terpapar Covid-19.
Tak hanya itu, seluruh pegawai Kementerian ESDM yang bertemu dengan Helmi Hasan pada Selasa (1/9) juga ikut dites SWAB. Hasilnya, mereka semua negatif Covid-19.
Maka tak heran bila publik mempertanyakan validitas penetapan Covid-19 di Provinsi Bengkulu. Apakah ada conflict interest Gubernur Rohidin atau tidak.
Teuku misalnya. Loyalis Helmi Hasan ini dengan tegas mengatakan bila virus corona di Bengkulu terbagi menjadi dua, yakni corona medis dan corona politis.
“Kalau Pak Helmi Hasan dicek menggunakan alat medis maka hasilnya negatif, tapi kalau dicek dengan menggunakan alat politis maka hasilnya akan positif,” ucap Teuku, yang merupakan Ketua Komisi I DPRD Kota Bengkulu itu.
Senada, Pengamat Kebijakan Publik, Agustam Rahman menilai Helmi Hasan adalah sosok yang paling kuat yang akan melawan petahana Rohidin Mersyah pada Pilkada mendatang. Upaya menyerang Helmi Hasan melalui isu Covid-19 juga sudah lama dilakukan. Bahkan, sejak kasus pertama Covid-19 di Bengkulu.
Pada akhir Maret itu, Gubernur Rohidin Mersyah mengumumkan bila salah satu anggota Jamaah Tabligh asal Lampung terpapar Covid-19, masjid Taqwa Kota Bengkulu langsung digaris polisi.
“Mengapa masjid Akbar? Karena setiap hari Walikota shalat dan berkantor di sana,” kata Agustam.
Baca juga: At Taqwa Diisolasi, Walikota Tutup Eks Lokalisasi
Terlebih lagi, saat masa pandemi, Helmi Hasan selalu jadi man of the match. Misalnya, membagikan RasMie untuk seluruh warga Kota Bengkulu dengan dana dari APBD. Sementara Gubernur Bengkulu hanya membagikan beras cadangan yang sebenarnya dimiliki oleh semua pemda.
Agustam yang juga merupakan advokat itu menduga, keberhasilan Helmi Hasan dalam menangani Covid-19 di Kota Bengkulu juga menjadi alasan bila akhirnya dia dijegal covid-19 politis.
“Yang lebih sadis, Helmi dan Muslihan dituduh positif covid agar tidak bisa mencalon. Mereka lupa Allah tidak tidur. Dan tes Swab membuktikan keduanya negatif Covid-19,” kata dia.