KABARRAFFLESIA.com – Drs. Rachmat Riyanto, MAP saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bengkulu Tengah (Benteng). Sebagai sosok apatur sipil negara (ASN) yang mengabdi puluhan tahun di pemerintahan dan akrab dipanggil RARI ini, tentu sudah banyak pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.
RARI yang juga menjabat sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Provinsi Bengkulu ini menilai, dizaman era digitalisasi saat ini, ASN harus adaptif menyikapi perubahan termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menuju tranformasi digital pemerintahan. Sistem pemerintahan berbasis elektronik dapat meningkatkan produktivitas kinerja ASN.
“Dalam menghadapi tantangan globalisasi serta revolusi industri 4.0 perlu menyiapkan dan meningkatkan kapasitas SDM ASN khususnya di wilayah Bengkulu yang harus dapat berfikir logis, kritis, inovatif dan terus mengembangkan diri sehingga sehingga ASN kita memiliki daya saing yang positif,” katanya.
Berkaitan dengan era Revolusi Industri 4.0 maka sebagai pelayan publik tentunya ASN di Provinsi Bengkulu, ditambahkan RARI, harus dituntut untuk bekerja lebih maksimal lagi, terlebih dengan ASN di Kota Bengkulu sebagai barometer perencanaan dan pengendalian investasi industri di ibukota Provinsi Bengkulu, agar ekspektasi masyarakat terhadap ASN semakin terjawabkan. Sebab revolusi Industri 4.0 secara fundamental mengakibatkan berubahnya cara ASN berpikir atau mind set, cara ASN dalam menyikapi kemajuan jaman, dan cara ASN dalam berinteraksi satu dengan yang lain.
“Bagaimanapun semua akan mengalami perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang harus dilakukan. Bahkan ada ahli administrasi manajemen yang mengatakan bahwa jika kita tidak berubah maka kita akan tertinggal,” terang RARI.
Selain itu menurutnya, sistem digitalisasi penting untuk meningkatkan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih kurat.
“Yang tadinya terkesan lambat dan berbelit menjadi sesuatu yang simpel dan sederhana sehingga masyarakat dari pemerintah ini bisa terlayani dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Dijelaskan RARI, Aparatur Sipil Negara merupakan aset utama dan mesin utama dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan ASN yang adaptif terhadap perubahan teknologi informasi dan memiliki integritas terhadap nilai nilai luhur Pancasila niscaya perkembangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Bengkulu dapat naik secara signifikan. Ia juga mengatakan, bahkan dari sisi perubahan pola pikir atau mindset, ASN tidak lagi berpikir rutinitas, melainkan berpikir out of the box, bila perlu berpikir out of the side box.
“Mind set sebagai pelayan publik, ASN Bengkulu tidak lagi harus bermental dilayani tetapi harus mental melayani. Wawasan dan pengetahuan juga harus global, tidak berada dalam pikiran yang sempit dan tidak terbuka, serta alergi terhadap pendapat orang lain. Keahlian juga perlu ditingkatkan, dan sikap mental harus dirubah. Begitu juga pengetahuan tentang kompetensi pemerintahan harus diperdalam,” ungkapnya.
Tidak hanya itu menurut RARI, ASN harus dituntut untuk tidak pernah berhenti beradaptasi alias tidak gagap teknologi (gaptek). Terutama dalam mengembangkan diri, berpikir kritis, berinovasi sehingga memiliki daya saing yang positif.
“Apalagi tugas dan tuntutan untuk melayani masyarakat di masa mendatang tidak mudah, karena akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Dan ASN merupakan aset terbaik bangsa dalam menjalankan roda pemerintahan, tentu inovasi dan gagasan baiknya dibutuhkan,” jelasnya.
Selain dituntut menguasai digitalisasi, lanjut RARI, ASN juga harus aktif organisasi di masyarakat, dan jangan terjebak dengan kesibukan rutinitas kerja semata saja.
“ASN juga harus membangun jaringan yang luas, ya salah satu caranya dengan aktif berorganisasi masyarakat, maka akan mendapatkan pergaulan yang luas,” tutupnya.