KABARRAFFLESIA.com – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Bengkulu Atisar Sulaiman angkat bicara mengenai beredarnya kabar terkait dugaan adanya prostitusi online di Hotel milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.
Atisar Sulaiman saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (9/6/2021) mengaku kaget dengan kabar yang telah beredar di media. Atisar menjelaskan, hotel tersebut diperuntukkan untuk atlit namun juga bisa untuk umum dan hotel tersebut dikelola dengan baik. Atisar juga menegaskan bahwa tidak ada kegiatan haram di Hotel tersebut.
“Enggak ada itu, saya juga terkejut. Apalagi itu dikelola dengan baik, dan di situ ada kegiatan-kegiatan polisi yang pakai Hotel itu, ada kelompok Satpam, ya kalau hal-hal seperti itu ada (prostitusi), pasti saya dikasih tau. Jadi gak ada sama sekali (prostitusi), itu yang saya heran, tapi kalau orang itu main-main dengan media seperti itu kita juga gak tau kan,” jelas Atisar Sulaiman.
Tapi yang jelas, sambung Atisar Sulaiman, Hotel tersebut dikelola dengan baik, di situ juga sering digunakan untuk acara kepemudaan, acara-acara resmi Pemprov.
“Malah kemaren itu saya buka acara disitu, tapi kalau ada orang nginap disitu terus ada berbuat tidak baik, itu diluar kontrol kita kan, dan itu juga kedepan jadi catatan kita juga jangan sampai ada orang yang nginap seperti itu, tapi kita susah juga kita meneliti seperti itu,” ungkap Atisar Sulaiman.
Atisar Sulaiman menjelaskan, bahwa Hotel tersebut merupakan aset pemerintah yang perpajangan Dispora dan disitu ada pengelolanya. Atisar berharap Hotel tersebut dipergunakan oleh para atlit, termasuk masyarakat umum.
“Kalau sampai ada berita miring seperti itu, sangat disayangkan juga. Saya terkejut, gak ada angin gak ada hujan muncul kabar seperti itu, biasanya kalau ada hal-hal seperti itu ada juga laporan dari orang ke saya, tolong pak kadis itu ada hal-hal kurang baik misalnya, ini gak ada angin gak ada hujan, muncul, agak aneh juga. Kedepan akan ada evaluasi terhadap Hotel,” tutup Atisar Sulaiman.
Diberitakan sebelumnya, salah satu hotel yang berada di Kota Bengkulu diduga menjajakan layanan seks. Hal ini terungkap dari pernyataan salah seorang tamu yang berkunjung ke hotel yang berada tak jauh dari pusat kota itu.
Disampaikan oleh narasumber yang enggan disebut namanya, Wanita Tuna Susila (WTS) yang ada di sana menjajakan diri secara online, melalui aplikasi michat. Tarifnya senilai Rp300 ribu.
Negosiasi pun dilakukan. Hingga si Pekerja Seks Komersial (PSK) menyebutkan nama hotel tempat dia ‘stay’.
“Awalnya, PSK tersebut minta Rp 450 ribu, saya tawar Rp300,” kata dia, Selasa (8/6).
Setiba di hotel yang bersebrangan dengan salah satu sekolah favorit itu, kata dia, PSK mengarahkan ke lantai 2 dan menyebutkan nomor kamar. Di dalam kamar itu, terdapat sebuah kasur besar tanpa katil.
“Seperti layaknya ruangan hotel, di sana juga ada toilet dan lainnya. Tapi kamarnya remang-remang, karena lampunya dimatikan. Selain itu, PSK juga menyalakan lagu seperti di warung remang-remang,” imbuh narasumber ini.
Tanpa ba bi bu, cerita narasumber, PSK langsung membuka baju saat pengunjung masuk. PSK beralasan ada pembatasan waktu. Dimana, pengunjung hanya diberi waktu sekira 30 menit.
“PSK maunya cepat-cepat saja. Alasannya, harus mencari tamu lain sehingga tak bisa berlama-lama. Alasan PSK itu, dia harus bayar sewa kamar ke pemilik hotel, jadi harus mencari sebanyak-banyaknya tamu,” jelasnya.
Pun demikian, sambungnya, PSK itu enggan menyebut berapa biaya sewa.
Sementara itu, pihak pengelola hotel, Tajri, mengaku tidak tahu keberadaan PSK tersebut. Setahu dia, tidak ada aktifitas haram di sana.
Memang, kata dia, dulu ada perempuan berpakaian seksi yang nginap di hotel itu. Alasan perempuan yang mengaku dari Lebong itu datang karena sewa kontrakannya habis.
“Akhirnya saya suruh keluar perempuan itu,” ungkapnya.
Terkait ada PSK yang menjajakan prostitusi online melalui michat, menurutnya, itu tidak hanya terjadi pada hotel yang ia kelola. Beberapa hotel besar juga pernah tercemar. Yang jelas, ia berjanji akan melakukan pembersihan.
“Nanti akan saya bersihkan itu kalau memang ada. Karena ini jelas merusak citra hotel. Padahal kami ingin hotel yang kami kelola jadi hotel syariah,” kata dia.
“Beban sebagai pengelola hotel milik pemerintah memang lebih berat. Makanya manager hotel juga sudah saya marah-marahi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, salah satu hotel yang menjajakan prostitusi online itu adalah milik Pemprov Bengkulu. Namun, dikelola oleh pihak ketiga.
Sumber : BencoolenTimes.com
Ssttt… Hotel Milik Pemprov Bengkulu Jajakan Prostitusi Online?