Aksi arogan atau tindakan represif yang dilakukan oleh oknum Satpol PP yang terjadi di luar Bengkulu menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota Satpol PP Kota Bengkulu. Walikota Bengkulu Helmi Hasan mengatakan, kejadian yang viral itu jangan sampai terjadi di Kota Bengkulu.

Begitu pesan Helmi kepada seluruh anggota Satpol PP saat memimpin apel, Senin (19/7/2021). Helmi sengaja memimpin apel karena beliau ingin anggota Satpol PP tidak bertindak represif dalam menegakkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 kepada masyarakat.

Dalam apel tersebut Helmi mengatakan bahwa Satpol PP bekerja bukan untuk menyusahkan atau merepotkan masyarakat tetapi karena bentuk komitmen agar masyarakat sehat, aman dan bahagia.

Oleh karena itu, dalam bertugas di lapangan baik itu sosialisasi, patroli atau razia terkait Covid-19 harus datang kepada masyarakat dengan senyum, dengan kasih sayang, dengan humanis. Harus diingat dan ditekankan bahwa keselamatan dan kebahagiaan masyarakat prioritas utama.

Saat diwawancarai usai apel, Helmi menjelaskan bahwa tindakan-tindakan represif menurutnya belum diperlukan karena masyarakat saat ini masih susah.

“Tindakan represif belum perlu, masyarakat kita masih susah. Oleh karena itu program-program pemerintah bukan hanya sosialisasi dan menegakkan aturan Covid-19 saja tetapi kita juga mendorong agar sektor ekonomi juga betul-betul bisa mendapat perhatian pemerintah. Karena masyarakat tidak boleh lapar, itu perintah presiden,” tegas Helmi.

Helmi bersyukur, sejauh ini tidak ada anggota Satpol PP Kota Bengkulu yang bersikap arogan atau bertindak represif kepada masyarakat. Begitu pula dengan anggota polri dan TNI yang tetap mengedepankan persuasif dan humanis kepada masyarakat.

“Makanya apel kali ini saya mengingatkan jangan sampai kejadian di daerah lain terjadi di Kota Bengkulu. Baik polri dan TNI tidak ada yang bersikap represif, begitu pula Satpol PP jangan ada yang represif,” ujar Helmi.

Helmi melanjutkan, ia juga mengingatkan kepada Satpol PP Kota Bengkulu untuk kemudian bekerja dengan hati. Tidak boleh menyakiti masyarakat apalagi membuat susah masyarakat.

“Karena seragam kita, gaji kita, kendaraan kita juga dari masyarakat. Betul kita cinta kepada masyarakat. Kita tidak ingin masyarakat kita terpapar Covid-19 tapi jangan sampai gara-gara covid kemudian masyarakat jadi semakin susah. Kita perlu libatkan masyarakat tepi dengan senyum, dengan humanis, agar kemudian kita sama-sama sadar bahwa musuh kita ini bukan masyarakat, bukan pedagang kecil, musuh kita bersama ini adalah Covid-19. Sehingga kemudian titik sasarannya adalah bagaimana covid ini tidak tersebar dan masyarakat tidak terjangkit covid. Ini yang menjadi fokus kita,” demikian Helmi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here