KABARRAFFLESIA.com – Walikota Bengkulu Helmi Hasan menyebutkan siswa/siswi SMA/SMK ijazahnya banyak yang belum merdeka. Berdasarkan estimasinya sekitar 10 persen dari jumlah siswa/siswi SMA/Sederajat di Provinsi Bengkulu yang ijazahnya ditahan karena tidak mampu membayar tunggakan SPP.

Penahanan ijazah gara-gara belum melunasi SPP untuk sekolah swasta menurut Helmi dapat dimaklumi, tetapi apabila sekolah negeri menahan ijazah karena persoalan tunggakan itu tidaklah wajar, karena gedung sekolah, gaji guru, gaji kepala sekolah, listrik dibayar pemerintah. Seharusnya sekolah negeri itu ketika ada surat keterangan tidak mampu diberikan orangtua wali murid tunggakannya tidak usah dipermasalahkan lagi.

“Kasih saja ijazahnya, jadi bisa sekolah lagi, bekerja dan lain sebagainya. Kemudian di SMKN 6 itu kita sudah sampaikan surat keterangan tidak mampu, ini anaknya tidak mampu. Pemerintah Kota sudah menyatakan mereka tidak mampu. Tetapi kemudian itu diabaikan, tetap koordinasi dengan provinsi. Setelah koordinasi dengan provinsi kita bayar Rp 5 juta itu, yang tadi katanya yang menjaga ijazah yang bawa kunci sudah pulang ke Rumah tiba-tiba kemudian ijazahnya ada kita berikan uang itu dan kemudian kita serahkan ijazahnya kepada anak-anak yang sudah mengadu ke Pemerintah Kota Bengkulu,” kata Helmi Hasan, Rabu (25/7/2021).

Oleh sebab itu, dengan segala hormat, Helmi Hasan menegaskan akan menyurati Gubernur dan Presiden RI Joko Widodo mengenai persoalan ijazah ditahan pihak sekolah yang terjadi di tingkat SMA/SMK di Provinsi Bengkulu agar segera ditindaklanjuti. Di Kota Bengkulu, Walikota sudah menerbitkan Surat Edaran kepada sekolah SD dan SLTP tentang larangan menahan ijazah.

“Betikan, berapapun tungggakannya anggap saja lunas dan itu sudah berjalan. Tidak ada satu sekolah pun yang berani menahan ijazah sampai tiga bulan, setahun, tidak ada. Kalau toh ada, maka kita langsung datangi langsung diberikan ijazahnya, dan ini fenomena penahanan ijazah ini tidak hanya terjadi di Bengkulu menariknya, di Indonesia di IG saya helmihasanofficial itu ada yang dari Jogja, Jawa Timur, Jawa Tengah dari mana-mana. Artinya fenomena ini tejadi juga di provinsi-provinsi lain,” jelas Helmi Hasan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here