KABARRAFFLESIA.com – Program pembagian gas melon gratis yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulutimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, 31 ribu KK tak mampu terbantu dengan program yang digagas Walikota Helmi Hasan tersebut.
Di sisi lain, banyak warga mampu yang tak mendapat kupon gas gratis memprotes program tersebut. Protes tersebut dilayangkan netizen ke akun instagram Helmi Hasan. Mereka menilai, pembagian gratis membuat stok gas 3 kilogram langka.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kota Bengkulu Teuku Zulkarnain menegaskan gas melon gratis memang diperuntukkan bagi warga miskin. Dan 31 ribu KK di Kota Bengkulu yang disasar program pembagian gas gratis merupakan warga yang tidak mampu.
“Jadi, jika ada warga yang tak dapat kupon gas melon gratis, artinya dia terkategorikan masyarakat mampu. Dan masyarakat mampu memang tidak boleh membeli gas 3 kilogram,” ungkapnya.
Teuku menambahkan, PT Pertamina (persero) sebenarnya sudah menyediakan berbagai jenis gas yang bisa digunakan konsumen. Selain gas 3 Kg yang diperuntukkan bagi warga miskin, Pertamina juga menjual gas 6 Kg dan gas 12 Kg.
“Gas pink dan gas biru itu tidak langka, dan masyarakat yang mampu bisa membeli gas tersebut. Bukan malah membeli gas melon yang disubsidi pemerintah,” jelasnya.
Tak hanya itu, Ketua DPD PAN Kota Bengkulu itu menambahkan, program pembagian gas melon gratis yang dilakukan oleh Walikota Helmi sebenarnya sudah menyasar banyak KK.
“Di Kota Bengkulu itu ada sekira 150 ribu KK. Artinya 31 ribu KK itu sudah banyak sekali,” kata Teuku.
Ia menilai, kejadian kelangkaan gas dan pembagian gas melon gratis ini harusnya menjadi otokritik untuk PT Pertamina. Sebab, perusahaan plat merah tersebut memang telah menulis secara jelas bila gas melon diperuntukkan bagi warga miskin.
Tapi, PT Pertamina tidak melakukan pengawasan sehingga gas tersebut bisa dibeli oleh siapa saja.
“Pertamina itu selama ini menyediakan gas melon berbasis kontrak, bukan berbasis jumlah warga yang tidak miskin,” pungkasnya.