KABARRAFFLESIA.com – Suryani, warga Kandang Mas menangis tersedu-sedu. Pasalnya, ijazah anaknya sudah tiga tahun ini ditahan pihak sekolah.

Saat mendatangi sekolah, Suryani juga mengaku sempat dibentak oleh Bendahara sekolah.

“Dapat PKH dapat masa tidak bayar sekolah,” ucap Suryani menirukan kalimat yang disampaikan bendahara sekolah.

Belum dibayarnya SPP putrinya bukan tanpa alasan. Suryani mengaku tidak mampu membayar biaya tersebut karena memang tidak punya uang.

Terlebih lagi, di masa pandemi pada tahun lalu. Ekonominya merosot hingga tunggakan putrinya mencapai Rp3 juta.

“Dak ado duit aku ndak mbayar, makan ajo idak cukup, bapak sakit terus, anak lanang aku tulah yang bantu aku. Malu nian aku,” ujar Suryani sambil terisak.

Ia mengaku ijazah anaknya sangat penting. Sebab, anaknya berencana akan melanjutkan pendidikan ke universitas.

“Ada orang yang mau membiayai anak saya kuliah. Karena itu saya mau ambil ijazah anak saya,” kata warga RT 4 itu.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD kota Bengkulu Teuku Zulkarnain merasa iba dengan kondisi siswa yang masih tidak dapat ijazah.

“Miris sekali. Memang hingga saat ini masalah uang sekolah, masalah ijazah yang ditahan, belum mampu dituntaskan pemerintah provinsi,” kata Teuku menanggapi.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here