Oleh: Wardah Satrilia, Mahasiswi Magister kebidanan Stikes Dharma Husada Bandung
Berdasarkan SDKI (2018) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 359/100.000 kelahiran hidup, namun mengalami penurnan pada tahun 2015 yaitu sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab dari angka kematian ibu di Indonesia antara lain perdarahan 30,1%, preeklampsi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8%, abortus 1,6%. Penyebab dari perdarahan antara lain retensio plasenta 15,1%, sisa plasenta 10% dan ruptur perineum 5%.
Bidan merupakan mitra perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan AKB, terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan ibu dan anak mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa. Untuk itu dibutuhkan bidan yang kompeten dalam menjalankan praktik kebidanan.
Kemampuan petugas kesehatan dalam pengambilan keputusan klinis sangat tergantung pada pengalaman, pengetahuan dan latihan praktek. Ketiga faktor ini sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan klinis yang sangat berpengaruh terhadap tepat tidaknya tindakan petugas kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pengambilan keputusan klinis sangat erat kaitannya dengan proses manajemen kebidanan karena proses dalam manajemen kebidanan seorang bidan dituntut untuk mampu membuat keputusan yang segera secara tepat dan cepat agar masalah yang dihadapi klien cepat teratasi4.
Mampu melaksanakan asuhan Persalinan merupakan keterampilan khusus dan kompetensi utama seorang bidan, namun kenyataannya masih banyak lulusan mahasiswa jurusan Kebidanan yang belum terampil dalam memberikan asuhan persalinan meskipun sudah menempuh mata kuliah asuhan persalinan. Berdasarkan hasil uji kompetensi PDDIKTI ke XX diadakan pada November 2021 yang diikuti sebanyak 378 institusi dari sebanyak 5130 peserta hanya 4213 peserta yang dinyatakan kompeten sedangkan 852 peserta lainnya dinyatakan tidak kompeten.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua peserta uji kompetensi kompeten untuk menjalankan praktik kebidanan walaupun semua area kompetensi bidan sudah diajarkan sewaktu menempuh pendidikan bidan termasuk uji keterampilan klinis dalam praktik kebidanan.
Peningkatan kualitas sistem pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kompetensi bidan. Salah satunya dalam pembelajaran praktik klinik. Praktik klinik merupakan bagian penting dari proses pendidikan kebidanan yang bertujuan mengimplementasikan pembelajaran teori di kelas dan praktik laboratorium ke dalam situasi klinik.
Pada sistem praktik klinik kebidanan yang selama ini berjalan masih menuai banyak permasalahan sehingga belum dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Beberapa permasalahan yang seringkali dihadapi pada pembelajaran praktik klinik adalah kebingungan mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu dalam praktik klinik dikarenakan tidak ada panduan yang baku.
Diketahui di lapangan buku panduan PKK II masih berbentuk buku yang penggunaannya kurang optimal karena tidak praktis digunakan, sering tertinggal, dan tidak menarik untuk dibaca. Clinical Instruktur juga kesulitan untuk menilai keterampilan klinis mahasiswa dikarenakan terpaku pada lembar checklist yang secara fisik merupakan lembaran kertas yang tidak selalu siap digunakan. Bisa karena penyimpanan yang susah dijangkau, hilang, ataupun tercecer beberapa lembar.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya sebuah sistem informasi berupa aplikasi layanan website yang dapat selalu siap dan praktis digunakan di era digitalisasi seperti saat ini.
Informasi yang tersedia pada layanan ini berupa materi panduan yang mempermudah mahasiswa dalam mengambil keputusan klinis. Selain sebagai panduan layanan ini juga bisa digunakan Clinical Instruktur untuk mengukur kompetensi micro skill mahasiswa dalam melakukan praktik kebidanan khususnya PKK II. Selain itu aplikasi ini bisa dijadikan alat evaluasi kompetensi mikro skill oleh masing-masing mahasiswa.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu diperlukan sistem yang dapat meningkatkan kompetensi micro skill mahasiswa. Konsep Transformasi kompetensi mikro skill mahasiswa kebidanan ini berisikan panduan materi yang mempermudah mahasiswa dalam melakukan praktik klinik kebidanan PKK II dan bisa dijadikan alat evaluasi kompetensi micro skill masing-masing mahasiswa.
Informasi yang tersedia pada layanan ini berupa materi panduan yang mempermudah mahasiswa dalam mengambil keputusan klinis. Selain sebagai panduan layanan ini juga bisa digunakan Clinical Instruktur untuk mengukur kompetensi micro skill mahasiswa dalam melakukan praktik kebidanan khususnya PKK II. Selain itu aplikasi ini bisa dijadikan alat evaluasi kompetensi mikro skill oleh masing-masing mahasiswa.
Layanan ini dibuat untuk mempermudah Clinical Instruktur ataupun mahasiswa kebidanan baik di rumah sakit, puskesmas, maupun TPMB dalam menilai keterampilan mahasiswa pada praktik klinik kebidanan II. Alat evaluasi yang tersedia dalam layanan ini berupa daftar kompetensi mahasiswa yang harus dicapai. Dengan mengisi daftar sesuai dengan kemampuan mahasiswa akan terlihat nilai keterampilan praktik klinik kebidanan II.
Nilai tersebut selanjutnya akan dapat menggambarkan kompetensi microskill mahasiswa dalam melakukan praktik kebidanan khususnya PKK II.
Dengan aplikasi Transformasi uji kompetensi micro skill mahasiswa kebidanan PKK II ini maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan klinis sehingga tercipta generasi bidan yang berkompetensi. (*)