Yayasan PUPA Dorong Wakil Rakyat Terapkan Reses Partisipatif

KABARRAFFLESIA.com – Yayasan PUPA mendorong seluruh wakil rakyat untuk menyerap aspirasi dengan menggunakan metode reses partisipatif. Metode reses ini sedikit berbeda dengan reses konvensional yang diterapkan saat ini.

Dijelaskan oleh Staf Advokasi Yayasan PUPA Rosita Mulya Ningsih, reses konvensional lebih sering menggunakan metode ceramah. Akhirnya, keterlibatan masyarakat menjadi minim dan terbatas.

“Yang sering ngomong menjadi itu-itu saja, misalnya pak RT-nya terus,” kata dia, di Roemah Roti Bengkulu, Kamis (26/4/2018).

Sementara itu, reses partisipatif akan membuat partisipasi warga menjadi lebih tinggi. Dengan demikian keterlibatan masyarakat akan lebih luas.

“Yang tidak bisa bicara boleh menuliskan masukannya. Karena metodenya bisa diskusi yang menggunakan peralatan seperti spidol, papan tulis dan lainnya,” jelasnya.

Dia berharap media atau pers bisa mempublikasikan dokumen hasil reses. Dengan demikian janji dari anggota DPR untuk memperjuangkan hasil reses bisa terus dikawal.

“Dengan publikasi media maka kita juga akan lebih mudah untuk melakukan pengawalan hasil reses,” ungkapnya.

Uji Coba Metode Reses Partisipatif

Sementara itu, metode ini akan diujicobakan oleh Anggota DPRD Kota Bengkulu Mardensi di Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, Jumat (27/4/2018). Reses akan melibatkan siswa-siswi, organisasi perempuan dan komunitas yang ada di Kelurahan Pagar Dewa.

Sebelumnya, kata dia, pihaknya sudah mendorong metode ini ke beberapa anggota dewan. Namun sejauh ini yang baru ingin melakukan baru Mardensi.

“Kedepan kita akan dorong seluruh anggota dewan untuk menggunakan metode ini,” ucapnya.

PUPA sendiri akan menjadi fasilitator dalam reses partisipatif. Untuk kelengkapan lainnya masih tetap dibantu oleh sekretariat dewan.

“Kedepan akan kita dorong juga sekretariat dewan untuk menjadi fasilitator,” tukasnya.

Untuk diketahui metode reses partisipatif ini sudah diuji coba di Makassar dan akan dikembangkan di tiga daerah. Diantaranya Sleman, Minahasa Selatan dan Kota Bengkulu. (cho)