KABARRAFFLESIA.com – Saksi yang dihadirkan tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Idham Amiruddin menjelaskan temuan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kecamatan siluman dan NIK rekayasa dalam Pilpres 2019. Idham mengklaim jumlah NIK siluman mencapai 56.832 dengan jumlah terbanyak di Provinsi Bengkulu.
Menurutnya, NIK siluman terjadi ketika jumlah kecamatan berbeda dengan data pemilih. Misalnya, kata dia, ada 40 kecamatan di Bogor. Namun kode yang yang tercantum dalam NIK mencapai 85.
“Itu kan ada kodenya di Kemdagri. Misalnya Bogor cuma ada 40 kecamatan, tapi bisa dilihat kodenya sampai 85,” ujar Idham.
Selain permasalahan NIK siluman, Idham juga mempersoalkan NIK rekayasa yang memuat kesalahan data. Ia menyebut jumlah NIK rekayasa ini mencapai 10 juta dengan angka tertinggi di Bogor mencapai 430 dan juga di provinsi Sulawesi Selatan.
“NIK rekayasa ini NIK yang seluruh elemen datanya keliatan benar tapi salah. Misalnya NIK perempuan tapi dia laki-laki,” katanya.
Idham juga mempersoalkan soal pemilih ganda berdasarkan kesesuaian nama dan tanggal lahir. Menurutnya data pemilih ganda ini banyak ditemukan di Provinsi Papua.
“Di Papua kalau tidak salah banyak data ganda,” ucapnya.
Penjelasan soal NIK kecamatan siluman dan NIK rekayasa ini pun dipertanyakan oleh Komisi Pemilihan Umum selaku pihak termohon. Pasalnya, pemenang pilpres di Bogor dan Sulawesi Selatan justru dimenangkan Prabowo-Sandi.
“Apa saudara tahu dalam pilpres di Kabupaten Bogor dan Sulawesi Selatan pemenangnya 01 atau 02?” tanya Komisioner KPU Hasyim Asy’ari.
Idham mengaku tak mengetahui karena ia hanya fokus memeriksa kebenaran Daftar Pemilih Tetap (DPT) pilpres 2019. Hasyim pun menyampaikan bahwa di kedua provinsi tersebut dimenangkan oleh Prabowo-Sandi.
“Kami kasih tahu pemenangnya 02,” ucap Hasyim. (*)
Sumber : CNNIndonesia