KABARRAFFLESIA.com – Instruksi Walikota Bengkulu Helmi Hasan agar masjid-masjid di setiap kecamatan buka 24 jam yang bertujuan untuk memakmurkan masjid sudah diterapkan di beberapa masjid. Salah satunya masjid Baitur Rahim Kelurahan Semarang.

Salah seorang penjaga masjid, Fauzi (65) Senin (13/1) mengatakan bahwa masjid Baitur Rahim sejak Agustus 2019 sudah buka 24 jam hingga saat ini.

“Dampak positifnya, kini jumlah jamaah yang datang untuk salat di masjid itu bertambah banyak. Tidak hanya jamaah salat Jumat tapi juga jamaah sholat 5 waktu,” ucapnya.

“Apalagi, jamaah yang salat di masjid Baitur Rahim juga difasilitasi minuman dingin apabila merasa haus. Bahkan bisa membuat kopi dan teh tanpa harus membayar. Namun tertempel tulisan didinding dekat kulkas bahwa teh, kopi dan minuman dingin cukup dibayar dengan Basmallah dan salawat nabi,” sampainya

Ia menyampaikan, sebenarnya jauh sebelum keluar instruksi walikota masjid buka 24 jam, di sini sudah ada fasilitas kopi, teh dan minuman dingin. Sejak itu jumlah jamaah bertambah.

“Kalau dulu jumlah jamaah salat dzuhur, Asar dan Magrib paling banyak 10 orang. Kadang cuma 5 orang. Kalau sekarang, sejak masjid buka 24 jam dan sejak ada fasilitas minuman dingin, kopi dan teh, jumlah jamaah yang salat paling sedikit 2 shaf,” ujar Fauzi.

“Karena masjid buka 24 jam, tetap ada aktifitas ibadah di dalam masjid pada malam hari. Biasanya orang yang datang adalah orang yang ingin melakukan I’tiqaf atau datang untuk sholat Tahajud,” sampainya.

“Masjid buka 24 jam ini benar-benar kelihatan dampak dan manfaatnya bagi masyarakat,” ucap Fauzi.

Jamaah yang datang ke Masjid Baitur Rahim, lanjut Fauzi tidak hanya warga sekitar namun juga warga dari luar seperti dari Kabupaten Bengkulu Tengah.

Ia menambahkan, pegawai lapas rata-rata salat Jumat di sini, walaupun banyak masjid-masjid lain yang ada di dekat lapas. Bahkan warga dari Kabupaten Benteng juga ada yang sengaja datang untuk salat di sini.

“Efek lainnya, kini isi celengan masjid juga bertambah. Dulu sebelum masjid buka 24 jam dan sebelum ada fasilitas air minum, biasanya isi celengan Rp 500 ribu perminggu. Sekarang sampai Rp 3 juta perminggu,” tambahnya.

“Kalau sholat jumat banyak sekali jamaahnya sampai melimpah ke luar. Semua yang ngopi atau minum di sini biasanya orang-orang yang memang mau sholat. Minuman ini juga berasal dari sumbangan orang. Kalau misalnya habis, ada-ada saja masyarakat yang datang mengantar air, kopi, dan teh. Kadang-kadang buah-buahan. Kita juga tidak tahu orangnya siapa,” ungkapnya.

Buka 24 Jam, Paskib Mukomuko Transit di Masjid At-Taqwa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here