KABARRAFFLESIA.com – Debat perdana calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu yang telah dilaksanakan oleh KPU Provinsi Bengkulu pada Kamis, 31 November 2024 menyajikan klaim yang tidak berdasar atas pernyataan Rohidin Mersyah tentang kenaikan harga Kopi di Bengkulu.
Menanggapi hal ini, juru bicara pasangan Helmi Hasan-Mian menyatakan bahwa statemen Rohidin Mersyah tersebut adalah pembodohan publik.
“Rohidin ngibul, Harga Kopi naik tersebut bukan karena dampak kebijakan Rohidin selama jadi Gubernur. Tapi dikarenakan oleh banyak faktor seperti alam dan peningkatan permintaan secara global,” ungkapnya.
Mantan fungsionaris PB HMI tersebut menjelaskan sesuai dengan informasi yang bersumber dari berita nasional maupun internasional, dalam beberapa waktu belakangan ini, sebagian besar negara di dunia tengah dilanda perubahan iklim yang berdampak pada produktifitas tanaman, termasuk kopi di negara-negara penghasil lainnya seperti Brasil, Vietnam dan Venezuela. Dimana akhirnya harga kopi di pasar internasional melonjak tajam sejak Agustus 2024.
“Ya kita sangat bersyukur harga Kopi naik. Tapi ini hanya musiman, sebab faktor alam tidak bisa memberikan kepastian harga yang relatif tinggi selamanya, inilah hukum supply and demand” tandas Medio.
Menurutnya, program hilirisasi komoditas Kopi penting untuk menjaga stabilitas harga tinggi untuk kedejahteraan petani.
“Industrialisasi penting agar produk dari Kopi memiliki nilai tambah. Insya Allah ketika Helmi Hasan menjadi Gubernur kita akan bergerak melalui optimalisasi BUMD sebagai wadah ekonomi bisnisnya dalam pengolahan Kopi,” tegasnya.
Selain itu, konsentrasi utama pemerintahan Helmi Hasan-Mian juga untuk petani Kopi adalah bagaimana caranya menambah produktivitas hasil panen.
“Yang paling penting adalah produktivitas per hektarnya harus naik. Banyak yang masih 1 ton atau 2 ton per hektare, harusnya bisa mencapai 5 ton lebih seperti negara-negara lain. Dan itu bisa terjadi kalau ada perawatan yang baik, ada pupuk yang baik serta bibit dan metode tanam yang baik pula, tentu dengan intervensi serta dukungan penuh Gubernur baru kedepan,” tutupnya.
Sementara itu, salah satu petani hanya tertawa saat mendengar Rohidin yang ngaku naikkan harga kopi.
“Di Sumsel naik, di Lampung naik. Kok ngaku naikkan harga kopi,” ucap Yusliadi, sembari ngakak.