KABARRAFFLESIA.com – Pemkot Mataram mengaku tertarik dan ingin belajar lebih dalam tentang program-program Pemkot Bengkulu. Diantaranya program GPY (gerakan peduli yatim), GPS (gerakan peduli siswa), mesjid buka 24 jam dan program lainnya.
Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi diterima Wakil Walikota Mataram, Mohan Roliskana. Kedua pemimpin ini bertukar program dan saling support. Kota Mataram sukses dalam pengendalian inflasi. Karena itu, Pemkot Bengkulu belajar soal inflasi.
Sebaliknya, Pemkot Mataram tertarik dengan berbagai program Pemkot Bengkulu. Seperti Akta Kematian antar alamat, KTP antar alamat, program mobil dinas BD 1 A dan BD 2 A untuk rakyat. Takziah keliling, GPS, GPY, HD Samawa hingga menyantuni 1001 janda.
“Nah Pak Asisten I kami ini duda. Boleh tuh ikut program, apa tadi? HD Samawa ya?” kelakar Wawali Mataram.
Asisten I, Lalu Mutarwan, SE, M.Si tampak sangat serius mencatat beberapa program Pemkot Bengkulu. Bahkan saat Wawali Dedy Wahyudi menyampaikan program Pemkot Bengkulu, berkali-kali mendapat aplus tepuk tangan dari pejabat Pemkot Mataram.
“Karena itu kami mengundang Bapak-Ibu semua. Mari berkunjung ke Kota Bengkulu. Selain bisa bertukar program, kami juga punya lokasi wisata yang tak kalah eksostisnya dengan Lombok,” ucap Dedy.
Di akhir pertemuan, Wawali Dedy Wahyudi menyerahkan kenang-kenangan berupa tongkat. “Kata Pak Walikota Helmi Hasan, seluruh nabi pakai tongkat. Raja-raja juga pakai tongkat. Panglima Besar Jenderal Sudirman juga pakai tongkat. Maka cendera mata dari Bengkulu bukan plakat. Tapi tongkat. Pak Wali tiap hari pakai tongkat. Kalau Saya masih belajar, belum pede hehe,” kata Dedy disambut tawa hadirin. (adv)