Seorang tenaga medis berinisial EN menulis pesan ini di media sosialnya: “Kalaupun aku harus meninggalkan dunia ini karena covid 19, aku titip anak-anakku dan keluargaku ya para pemimpin’.
Sebuah pesan yang membuat kita tanpa sadar meneteskan air mata saat membacanya.
Saat ini, EN bersama ribuan tenaga medis lainnya sedang berjuang untuk kesembuhan dan berikhtiar menyelamatkan nyawa manusia ditengah wabah corona.
Sekalipun mereka sadar bahwa tiap detik ancaman tertular corona dari pasien selalu mengancam jiwa mereka.
Seperti diketahui saat ini ada sekitar 50 tenaga medis yang dikarantina di Bapelkes Bengkulu karena baru saja kontak dengan 2 pasien positif Corona.
Kita patut berterimakasih pada para tenaga medis tersebut yang bertaruh nyawa siang -malam untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Di media sosial, banyak pesan yang disampaikan oleh para medis supaya masyarakat diam rumah untuk memutus rantai penyebaran corona dan menghentikan laju angka pasien corona yang makin hari terus bertambah banyak.
Hampir tiap menit di televisi, radio dan koran para pemimpin menghimbau supaya menghindari kerumunan. Bahkan untuk beribadah pun disarankan di rumah saja.
Acara buka puasa bersama yang dibuat Pak Rohidin yang malah menciptakan kerumunan dengan mengundang ratusan pengurus Golkar sangat kita sesalkan.
Terlebih acara kerumunan tersebut diadakan diruang publik (rumah makan) tanpa mengindahkan protokol penanganan COVID-19.
Acara buka puasa oleh Pak Rohidin yang berpotensi besar akan terjadinya penularan corona dan menambah jumlah pasien corona itu melukai hati ratusan ribu tenaga medis yang saat ini sedang berjuang mempertaruhkan hidupnya demi menyelamatkan nyawa manusia.
Ditulis oleh : Agustam Rachman (Pengamat Kebijakan Publik)